~> sangat jarang bahkan hampir tak pernah humorku mengubah penatmu menjadi tempat pembaringan yang nyaman. Hmmmm... Tapi untunglah aku tak pernah menumpahkan air hangat dibalik 2 bola matamu itu. Kalaupun nanti air itu mengalir dari mataku. Biarlah humorku yang menyelematkan aku. Kamu??.. Kamu tak perlu melakukan apa apa.
~> senyuman yang berselimut bohong itu selalu membuat aku merasa hangat, yah walaupun aku sempat curiga itu cuma fatamorgana. Bahkan ketika aku titipkan sekotak kepercayaan di salah satu ruang hatimu, dengan seenak pongakmu kau koyak-koyak kotak itu dengan cakar-cakar pengkhianatan. Hanya karna JARAK engkau menjadi LIAR..!! ~> seperti inikah sihir? Ku kira sihir adalah mantra-mantra yang diarahkan dengan tongkat, kemudian keajaiban muncul. Tapi kau hanya melengkungkan bibirmu dan memamerkan dua lesung kecil pada dua belah pipimu yang merona. Dan aku jatuh tersungkur, tertekuk tak berdaya dalam sihir yang luar biasa indah.
~> lagi.. Hari ini aku terjebak dalam pasir hisap. Semakin aku bergerak, mengerang, bahkan berkali-kali merangkak dengan sisa-sisa tenaga terakhir yang aku punya. TETAP SAJA...!! Iyaa.. Tetap saja aku terperosok semakin dalam. Aku butuh seseorang untuk mengangkatku. Ah... Sepertinya bukan seseorang yang aku butuhkan. Tapi "aku membutuhkan aku" untuk keluar dari pasir "masa lalu"
~> ku kira hati ini lunak, seperti yang di ajarkan di sekolah. Tapi pada kenyataannya, dia sangat rapuh bahkan terlalu rapuh. Saat terjatuh terlalu dalam, dia tak bisa lagi keluar, karna hati ini telah patah.
~> Dulu aku tak minta, tapi kau beri aku makanan ringan bernama senyuman itu dengan senang hati. Kini aku meminta, bahkan bersujud dengan hina seperti gembel-gembel dibalik awan mendung meminta dan mengemis makanan itu lagi padamu. KAU PELIT !!.. Mungkin karna aku awan mendung dan kau bintang venus.
